Sang Maestro kaligrafi Ukir H.A. Mudzakir, seniman asal jepara penemu teknik ukir kaligrafi

Bentuk-bentuk huruf hijaiyah yang diukir dari media kayu jati dengan ekspresi ukir tiga dimensi ada tiga versi. Dua diantaranya diciptakan oleh seorang kaligrafer yang tidak biasa mengukir, atau seorang pengukir yang tidak memiliki kepandaian menulis huruf hijaiyah, akan berbentuk sigar penjalin (rotan), dua berbentuk tata batako, persegi tepi tajam.

Untuk hasil ukiran kaligrafi yang benar dan baik adalah antara kaligrafer dan pengukir menyatu (satu seniman) hasilnya akan membentuk sebuah karya ukiran kaligrafi dengan ekspresi bagaikan pita yang meliuk-liuk membentuk sebuah tulisan , ayat, kalimat, sesuai proses penulisan dengan pensil atau pulpen miring. Ada tiga bentuk huruf hijaiyah  apabila mengukir di media kayu.

1. Bentuk lipatan pita.

2. Bentuk sigar penjalin. (rotan)

3. Bentuk tata batako.

1.      Bentuk Lipatan Pita.
Adalah ekspresi bentuk lekuk liuk yang dibentuk menjadi sebuah huruf yang sama ketika proses menulis huruf hijaiyah dengan bentuk alat tulis yang dipotong miring. Apabila hal tersebut diterapkan pada sebuah ukiran kayu, maka ekspresi ukiran kayu sama dengan ekspresi lipatan pita.

2.      Bentuk Sigar Penjalin.

Adalah rotan(penjalin) yang dibelah dua, Bawah berbentuk rata, atas berbentuk  bulat separo. Ekspresi huruf hijaiyah tersebut adalah sebuah hasil karya seorang seniman yang tidak menguasai proses penulisan huruf hijaiyah tapi pandai mengukir ragam motif  hias Bali,Majapait,Pejajaran,dan lain-lain.

3.      Bentuk Tata Batako.

Adalah ekspresi hasil sebuah ukiran huruf hijaiyah (kaligrafi) yang mudah dan cepat. Batako adalah sebuah bahan material bangunan yang bentuknya persegi, tepinya tajam. Apabila ditata menurut desain si penata akan bisa membentuk sebuah karya seni, bangunan, monumen, rumah dan lain-lain.

Ekspresi tata batako bisa dilihat dari karya ukir kaligrafi nenek moyang kita pada artefak kuno di masjid Jami’ Jepara yang dibangun pada tahun 1600 M. Pada sebuah kamaran tempat muadzin (lihat halaman foto) .

Kaligrafi ekspresi tata batako  banyak dibuat dari media triplek, teak wood, mika, lempengan-lempengan kuningan, dan lain-lain,yang pembuatannya dengan gergaji.

Pengerjaannya lebih mudah, tidak memakai alat-alat pahat.cukup digergaji  sesuai desain, kemudian dilekatkan dengan lem pada sebidang dasar yang sudah diwarna, kemudian  tulisan yang sudah digergaji diwarna perada kuning mas atau  putih cerah kemudian di lem,  Karya kaligrafi tersebut bisa dilihat di masjid Kubah Mas Depok.

Karya kaligrafi dengan bahan-bahan mika, stelefom, triplek dan tek wood adalah sebuah karya kerajinan yang banyak di buat oleh pengrajin-pengrajin kaligrafi di daerah Malang, Pasuruan, Bangil dan kota-kota di  Jawa Timur. Harganya murah meriah. Saya mengamati kerajinan kaligrafi tersebut sejak tahun 1966 di kota Malang. Dari tahun ke tahun terus berkembang  merambah ke Jakarta dan kota-kota lain sampai ke Malaysia,Brune Darussalam.

Ukiran kaligrafi yang diukir timbul pada sebuah bidang kayu jati yang berkualitas tinggi, mulus, lebar dan tua. Waktu pengerjaannya sangat lama  teliti dan ahati-hati.Alat pahat juga harus selalu tajam sehingga mendapatkan hasil yang maksimal halus tanpa di amplas dan tidak perlu di finishing warna-warni, cat, politur, dan lain-lain. Natural warna kayu jati yang bagus dan nampak uratnya akan lebih anggun, cantik, dan mahal harganya.

Kolektor tahu karya seni kaligrafi yang baik adalah hasil awal karya cipta , bukan karya yang diproduksi secara masal. Kolektor lebih tertarik  karya seni yang dibuat cuma satu, atau dua saja. Kepuasan kolektor bukan masalah harga,  tetapi  berupa barang langka yang jarang dan  sulit dimiliki orang. Atau hanya dibuat satu kali saja, adalah kepuasan yang tidak ternilai. Apabila  kolektor bertanya “Ini karya yang keberapa” Saya katakan bahwa desain ini baru satu kali saya buat, setelah itu saya tidak membuat kedua kali. Kolektor sangat bangga dan puas. Kalau punya koleksi sebuah karya antik yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang ,dan harganyapun sangat mahal.

Kayu jati warna doreng,yang urat-urat kayunya bersalur kehitam-hitaman. Ada juga urat-urat yang seperti lukisan abstrak sangat artistik dan  indah. Urat kayu tersebut  terdapat pada kayu jati gembol. Berasal dari pohon yang tumbuh di hutan cadas dan berkarang. Pohon jati  gembol  banyak tumbuh di daerah hutan tertentu seperti dihutan  Bojonegoro dan Cepu. Besarnya bisa mencapai satu meter lebih. Bagi perusahaan meubel, kayu jati gembol kurang disukai. Biasanya meubel chususnya di Jepara lebih memilih menggunakan kayu jati yang berurat lurus, mulus dan mudah dikerjakan oleh  tukang kayu dan pengukir.

Pada tahun 1989, saya bekerja sama dengan perusahaan dari Perancis. Justru mereka lebih menyukai urat kayu doreng dan kayu gembol. Katanya, orang Jepara  tidak tahu kayu yang indah dan mahal harganya. Memang kayu jati gembol lumayan sulit diukir. Tetapi tanpa diukir, kayu gembol yang memiliki urat-urat yang muser-muser  akan kelihatan keindahannya. Manakala dalam keadaan polos dan mengkilat akan muncul urat kayu seperti lukisan abstrak, berputer-puter morat-marit tidak teratur, tapi kalau dilihat dan dinikmati dengan seksama, sebetulnya sangat indah. 

Sang Maestro Kaligrafi Indonesia H.A.Mudzakir dibalik kisah penemuan teknik ukir kaligrafi

“Peneman teknik ukir Ekspresi Huruf Hijaiyah Pada Perspektif Ukir Tiga Dimensi” adalah hasil dari pengamatan, penelitian terhadap perkembangan sebuah karya seni ukir. Pada mulanya  seniman muslim kurang perhatian pada  bentuk huruf hijaiyah,yang memiliki nilai-nilai estetika  tinggi untuk di tekuni dan kembangkan dalam perspektif ukir tiga dimensi. Hasil dari penelitian dan pengamatan pada bangunan-bangunan kuno, dari zaman kewalian, dari karya-karya di Timur Tengah, juga dari buku-buku yang ada di museum, dari referensi  buku-buku cetakan Negara-negara Timur Tengah, menunjukkan bahwa kaligrafi huruf-huruf hijaiyah belum sampai pada tahap media  dari kayu. Kalau ada kerajinan ukir dari Negara-negara seperti kamboja, Thailand, Malaysia, Turki, Iran, Mesir dan lail-lain.Yang pernah saya lihat adalah berbentuk sigar penjalin, tata batako atau sekedar timbul diatas dasar rata.

Kata Tokoh Tentang Karya H.A. Mudzakir Sang Maestro Kaligrafi Ukir Kayu Indonesia, Penemu Teknik Ukir Kaligrafi Lipatan Pita

Alhabib Muhammad Hasan Hafidh . Khaadimul Imam Alqutub Al’aarif Billaah Assayyid Alhabib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf.  “Saya sangat kagum  dan senang melihat ukiran kaligrafinya Mudzakir” kataTahiyatur Ratih, Istri dari Kaligrafer Muhamad Fuad Hasyim, generasi kedua dari  El Surayya Art Calligraphy & Furniture, mengenang perkataan Bapak H.A. Mudzakir ketika bercerita tentang kekaguman sang Habib

H.A. Mudzakir Kaligrafer, Seniman dari Jepara, Sang Maestro Kaligrafi Ukir Kayu Indonesia, Penemu Teknik Ukir Kaligrafi Lipatan Pita tahun 1968, Penulis Buku Penemu Ekspresi Huruf Hijaiyyah Pada Perspektif Ukir Tiga Dimensi. Tahun 1970 H.A. Mudzakir memberi label karya kaligrafi original desain dan furniturnya dengan nama El Surayya Art Calligraphy & Furniture.

Maestro Kaligrafi Islam, dari Jepara mendunia

        Karya kaligrafi original desain, ratusan karya, Sebagian dapat dilihat di website www.elsurayyaart.com dan laman IG calligraphy.elsurayyaart.1970

Kompilasi Karya H.A. Mudzakir Kaligrafer, Seniman dari Jepara, Sang Maestro Kaligrafi Ukir Kayu Indonesia, Penemu Teknik Ukir Kaligrafi Lipatan Pita tahun 1968, Penulis Buku Penemu Ekspresi Huruf Hijaiyyah Pada Perspektif Ukir Tiga Dimensi

Kompilasi karya original desain H.A. Mudzakir yang sempat diabadikan dan sejarah panjang lika-liku beliau menekuni dunia kaligrafi ukir sehingga membesarkan namanya, turut mengharumkan nama Jepara mendunia

Cerita Tahiyatur Ratih, Istri dari Kaligrafer Muhamad Fuad Hasyim, generasi kedua dari  El Surayya Art Calligraphy & Furniture.

Cerita tentang H.A. Mudzakir Kaligrafer, Seniman dari Jepara, Sang Maestro Kaligrafi Ukir Kayu Indonesia, Penemu Teknik Ukir Kaligrafi Lipatan Pita tahun 1968, Penulis Buku Penemu Ekspresi Huruf Hijaiyyah Pada Perspektif Ukir Tiga Dimensi. Tahun 1970 H.A. Mudzakir memberi label karya kaligrafi original desain dan furniturnya dengan nama El Surayya Art Calligraphy & Furniture. Maestro Kaligrafi Islam, dari Jepara mendunia

Karya kaligrafi original desain, ratusan karya, Sebagian dapat dilihat di website www.elsurayyaart.com dan laman IG calligraphy.elsurayyaart.1970

***

The story of Tahiyatur Ratih, the wife of Calligrapher Muhamad Fuad Hasyim, the second generation of El Surayya Art Calligraphy & Furniture.

Stories about H.A. Mudzakir Calligrapher, Artist from Jepara, The Maestro of Indonesian Wood Carving Calligraphy, Inventor of Ribbon Fold Calligraphy Carving Technique in 1968, Author of the Book of Inventors of Hijaiyyah Letter Expression in Three Dimensional Carving Perspective. 1970 H.A. Mudzakir labels his original calligraphy designs and furniture under the name El Surayya Art Calligraphy & Furniture. Maestro of Islamic Calligraphy, from Jepara worldwide

Original calligraphy designs, hundreds of works, some can be seen on the website www.elsurayyaart.com and the IG page calligraphy.elsurayyaart.1970

Kata Gusdur tentang Maestro Kaligrafi H.A. Mudzakir

Presiden RI.1 Bapak H. Abdurrahman Wahid

(Di sampaikan oleh Kabag Rumah Tangga Presiden)

: “Pesankan ukiran kaligrafi bikinan Mudzakir untuk kunjungan ke Negara-Negara Timur Tengah”

Cerita Tahiyatur Ratih, Istri dari Kaligrafer Muhamad Fuad Hasyim, generasi kedua dari  El Surayya Art Calligraphy & Furniture.

kisah tentang H.A. Mudzakir Kaligrafer, Seniman dari Jepara, Sang Maestro Kaligrafi Ukir Kayu Indonesia, Penemu Teknik Ukir Kaligrafi Lipatan Pita tahun 1968, Penulis Buku Penemu Ekspresi Huruf Hijaiyyah Pada Perspektif Ukir Tiga Dimensi. Tahun 1970 H.A. Mudzakir memberi label karya kaligrafi original desain dan furniturnya dengan nama El Surayya Art Calligraphy & Furniture.

Maestro Kaligrafi Islam, dari Jepara mendunia

Karya kaligrafi original desain, ratusan karya, Sebagian dapat dilihat di website www.elsurayyaart.com dan laman IG

….

The story of Tahiyatur Ratih, the wife of Calligrapher Muhamad Fuad Hasyim, the second generation of El Surayya Art Calligraphy & Furniture.

Stories about H.A. Mudzakir Calligrapher, Artist from Jepara, The Maestro of Indonesian Wood Carving Calligraphy, Inventor of Ribbon Fold Calligraphy Carving Technique in 1968, Author of the Book of Inventors of Hijaiyyah Letter Expression in Three Dimensional Carving Perspective. 1970 H.A. Mudzakir labels his original calligraphy designs and furniture under the name El Surayya Art Calligraphy & Furniture. Maestro of Islamic Calligraphy, from Jepara worldwide

Original calligraphy designs, hundreds of works, some can be seen on the website www.elsurayyaart.com and the IG page calligraphy.elsurayyaart.1970

Sang Maestro Kaligrafi Ukir H.A. Mudzakir bercerita tentang Ki sungging bandarduwung

Nama Ki Sungging Badarduwung sangat asing bagi orang-orang di luar Jepara. Tetapi nenek moyang orang Jepara ini sangat terkenal di Jepara, karena beliau adalah cikal bakalnya masyarakat Jepara hingga pinter mengukir,  dan hasilnya menjadi komoditas  meubel ukir  ke seluruh dunia.

Sebelum diangkat menjadi punggawa kesunanan di Jepara oleh Pangeran Hadlirin, Beliau dengan nama Cina, karena Ki Sungging Badarduwung adalah kelahiran Cina yang merantau ke Jepara. Akhirnya menjadi sahabatnya  Pangeran Hadlirin.

Pada suatu hari, Pangeran Hadlirin mendapat tugas dari Raden Patah untuk mengambil singgasana Prabu Brawijaya V, yaitu ayah Raden Patah sebagai Raja Majapahit. Pangeran Hadlirin tidak sanggup dan tidak mampu melaksanakan perintah tersebut. Sebagai sahabat, maka Ki Sungging Badarduwung bersedia membantu untuk mengambil kursi singgasana Prabu Brawijaya V, kemudian Ki Sungging Badarduwung berangkat ke Majapahit. Di tengah perjalanan, Ki Sungging Badarduwung bertemu dengan Sunan Kalijaga (Raden Said). Sunan Kalijaga tahu bahwa niat Ki Sungging Badarduwung untuk mengambil kursi singgasana ke Majapahit  sangat berat dan tidak mungkin bisa. Sunan Kalijaga akhirnya memberi seperangkat alat-alat ukir tatah/pahat serta disarankan membuat kursi duplikat saja, yaitu  kursi singgasana Raja Brawijaya tiruan.  Ki Sungging Badarduwung berhasil membuat dan mengukir kursi tersebut mirip dengan aslinya. Setelah kursi singgasana jadi, kemudian diserahkan kepada sahabat karibnya, yaitu Pangeran Hadlirin di desa Mantingan Jepara. Saking miripnya kursi tersebut, Pangeran Hadlirin tidak tahu bahwa kursi singgasana kerajaan Majapahit tersebut adalah duplikat, atau orang sekarang mengenal istilah aspal, asli tapi palsu.

Kursi diserahkan kepada Raden Patah di Demak dan Pangeran Hadlirin mendapat hadiah menjadi Sunan di Jepara  kemudian menikah dengan Retno Kencono akhirnya bergelar Ratu Kalinyamat. Pangeran Hadlirin dibunuh oleh Aryo Penangsang, Ratu Kalinyamat sangat sedih atas kematian suaminya.Achirnya Ratu Kalinyamat pergi bertapa di Donorojo,dan tidak akan kembali ke istana sebelum Ariya Penangsang terbunuh. Sejarah mencatat akhirnya Ki Sungging Badarduwung diangkat menjadi Abdi Dalem Kesunanan Mantingan Jepara, karena jasa-jasa Ki Sungging Badarduwung pada masa pemerintahan Sunan Hadlirin sebagai penguasa Jepara di Mantingan.

Sebagai cikal bakalnya seniman ukir di pulau Jawa yang hidup pada masa pemerintahan Sunan Hadlirin. Kecuali pinter mengukir, Ki Sungging Badarduwung juga seorang penyebar  agama Islam yang sangat giat dan gigih, sehingga mayoritas penduduk Jepara  memeluk Agama Islam.

Apa hubungannya dengan kaligrafi yang mulai berkembang di Jepara? Apakah pengukir-pengukir Jepara memang anak cucu Ki Sungging Badarduwung? Bisa juga  benar. Lalu dimana makam Ki Sungging Badarduwung? Pangeran Hadlirin menjadi Sunan Jepara pada tahun 1549 dimakamkan di desa Mantingan  sebelah selatan, 2 km dari pendopo Kabupaten Jepara.

7 Tips Memilih Kaligrafi Ukir

Menghiasi kediaman dengan Kalam Illahi yang dibalut dalam karya seni adalah idalam setiap muslim, disamping ruangan menjadi lebih estetik, penghuni rumah akan selalu memiliki cara mudah mendekat dengan Sang Illahi serta memudahkan mengucap ayat-ayat Al Quran melalui Kaligrafi yang terpasang.

Namun jangan sampai karya seni yang seharusnya indah menghiasi rumah jadi kurang nyaman ketika kaligrafi yang kita pilih tidak sesuai dengan harapan khususnya kaligrafi dari bahan ukir kayu. berikut 7 tips memilih dan memiliki kaligrafi ukir yang baik:

  1. Lihat dan teliti huruf demi huruf, jangan sampai ada yang kurang, karena satu huruf saja hilang bisa rubah arti ayat tersebut.
  2. Lihat susunan kalimat demi kalimat, ayat demi ayat. penting untuk menanyakan kepada Kaligrafernya apakah menjamin kelengkapan huruf dan ayat dari kaligrafi karyanya, sebagai bentuk pertanggungjawaban pembuat kepada kita.
  3. Lihat hasil pahatan, lemahan bersih, tajam dan indah.
  4. Pastikan keindahan dan kehalusannya, tanpa dibantu amplas. maupun bahan-bahan finishing seperti teak oil, bahan-bahan pewarna, warna mas, cat dan lain-lain.
  5. Pastikan desain tersebut bukan dari plagiarisme, bukan desain-desain bajakan dari buku-buku kaligrafi yang sudah banyak dijual murahan di pasaran.
  6. Tanyakan kualitas kayu jati yang baik, tua, lebar, besar, tidak sambung.
  7. Pilih Kaligrafer dan Toko Kaligrafi yang memberikan jaminan karya kaligrafinya yang nantinya Anda miliki telah diteliti kebenarannya, serta sesuai dengan standar khoth arabi yang pakem.

Kepuasan pelanggan adalah kepuasan Kaligrafer, bahwa Kaligrafi yang telah Anda miliki merupakan kaligrafi yang prima dan telah dikerjakan dengan hasil yang memuaskan. demikian, 7 Tips Memilih Kaligrafi Ukir.